hitam putih part4
Ruangan gelap yang ada disekelilingku semakin gelap karena suasana malam yang mencekam, hanya ada sedikit cahaya di depanku, aku mencoba terus berjalan dari lorong gelap itu menuju cahaya, berharap cahaya itu adalah cahaya kemenangan atas kegelapan ini, aku terus berjalan, kakiku sangat sakit, seperti aku membawa beban berton-ton di kaki ini, aku hanya terus berusaha mencapai cahaya kemenangan itu, 10 meter lagi, semangatku. Cahaya itu semakin mendekat, senyumku semakin lebar, tapi yang menjadi masalah saat ini, mengapa aku ada di kegelapan ini?, tapi aku tidak mau tahu, aku harus mencapai cahaya itu, 3 meter, 2 meter, dan....
aaaaarrrrgggghhhhhhh, aku berteriak sekenanya, terasa kakiku tertarik sesuatu dan terus melilit sampai pinggangku, aku mecoba untuk melihat apa yang melilitku, seekor ular dengan panjang kurang lebih sepuluh meter, gemuk dan berbisa -aku tahu ular itu berbisa karena saat kecil aku pernah belajar tentang segala ular, ketertarikanku mempelajari ular memang sudah tumbuh dari kecil, sampai-sampai aku tidak membencinya. Naja Sputatrix adalah jenis ular yang aku temui sekarang, tepat di depanku dan meliliti kakiku, aku berusaha lepas dari lilitannya, tapi kobra itu terus saja mendesis kelaparan, andai saja kobra itu bisa berbicara pastinya aku akan berkata Hei, aku temanmu, aku sangat menyayangi binatang sepertimu Naja, tapi mulutkupun seperti dibungkan kegelapan, aku terus berusaha melepaskan lilitan yang semakin mengeras, cahaya itu hilang dan terus menjauh, aku terseret lilitannya, aku coba meraih apapun yang ada di dasar lorong itu, aku menemukan tongkat berpengait ada di dasar lorong itu, aku mengambilnya dan menhempaskan tongkat berpengait itu ke tubuh kobra, sambil bernafas sang kobra mulai melepaskan lilitan kerasnya dan trus merenggang, aku hempaskan lagi tongkat itu dan sang kobra itu melepaskan liitannya kepada tubuhku, secepatnya aku berdiri dan lari secepatnya, aku berharap kobra itu tidak mengikutiku karena kesakitan akibat tongkat penyelamatku, tapi suara desisan itu semakin terasa lebih dekat, terus mendekat, aku berpaling ke belakang, sang kobra terus mengejarku, aku letih, sangat letih, namun aku terus berlari secepatnya mencoba menghindari sang kobra. Nafasku dan nafas sang kobra bagai pemburu berdarah dingin, cepat dan tidak terkendali, desisan itu makin mendekat dan cahaya itu ada lagi, 3 meter tepat di depanku, cahaya itu makin bersinar terang, semangatku kembali ada, harapanku untuk selamat dari kobra besar, dan tiba-tiba
tooooolllooooongggg.....aku kembali berteriak ke arah cahaya, berharap ada orang yang mendengar. Tapi sang ular kembali menerkamu dan kepalaku tepat ada di mulut sang kobra, Ya Tuhan kalau aku mati sekarang, aku siap, tapi jangan dengan cara seperti ini, lirihku, sang kobra tidak memperdulikan doaku, dia terus memburu dan lilitan itu makin terasa keras kembali, dan sang kobra berhasil memakanku, aku berteriak kencang aaaaarrrrrrgggghhhh........aku mati
aku tersentak, bangun dari tidur yang penuh keringat, aku bermimpi, untung hanya mimpi, tapi aku percaya semua mimpi pasti punya pertanda di kehidupan nyata, aku melirik jam dinding kamarku, tepat jam 12 malam, dan aku mencoba mengingat kembali semua yang ada dalam mimpiku tadi, lorong gelap, cahaya, Naja Sputatrix, lilitan dan aku termakan kobra itu, ada apa ini? apa yang akan terjadi di kehidupanku setelah mimpi ini terjadi?, mungkin besok aku akan tahu jawabannya, karena ibuku sangat handal dalam mengartikan sebuah mimpi, aku beranjak dari tidurku menanggalkan pakaian kerjaku, yang aku pakai saat tidur, bergegas mandi dan sholat -aku hampir lupa akan tugasku sebagai penganut agama, kembali tidur dan kali ini dengan berdoa, khusyuk, mimpi itu tidak terlihat lagi.
....ada apa ini?....
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 5
Bagian 6
djay menulis saat 3/14/2005 08:28:00 AM