tepat jam 9 malam aku tiba di parkir mobil rumah, sepi memang kalau melihat sekitar kompleks, yang kebanyakan orang-orang penting di negara ini, aku kembali hampa, sejenak aku diam dan mengingat tentang runtutan peristiwa yang membawaku menjadi seperti ini, hidup, sekolah, kuliah, kerja, punya rumah, mobil, deposito yang cukup untuk hari tua, dan ya...dua hal lagi yang belum aku dapatkan, mati -aku tidak mau mati sekarang, dan bahagia, aku merasa kebahagiaanku semakin kecil, walau teman selalu ada di sisiku, tapi aku selalu merasa hampa dan tidak menikmati kebahagiaan itu, aku sadar, aku memang hanya orang beruntung yang mendapatkan semua ini, dalam keluargaku, aku hanya anak angkat dan sekaligus anak tunggal, pencarian orang tua kandungku mencapai titik mejemukan, mereka mungkin sudah lupa akan anak yang pernah mereka terlantarkan, aku tidak marah, hanya saja aku bingung, apa yang salah dengan diriku, sebegitu tegakah aku dibuang, sebegitu hinakah aku, sampai-sampai aku dibuang dan ditemukan oleh orang yang sangat baik kepadaku yang sampai saat ini aku sebut ayah dan ibu, walau hanya anak angkat, 5 tahun lalu ayah angkatku, Subroto Adhi Widjanarko meninggal dunia karena kanker otak yang dideritanya, kini tinggal ibu angkatku yang masih saja mau mengurus anak yang sudah 23 tahun dia susui, Rosmini Widjanarko.
adit, kamu udah makan, sayang. Suara lembut itu mengagetkan lamunanku, orang yang ada di depanku berumur 45 tahun namun semangat dan pemikirannya masih bisa dikatakan 20 tahun, modern tanpa meninggalkan norma.Ibuku
ooh, ibu ngagetin aja, adit udah makan bu, tadi ama beni di Sabang
kalau sholat pasti belum dong, ibu sangat perhatian dengan masalah keagamaan anaknya, menurut dia, apapun yang kamu lakukan di dunia ini jangan pernah meninggalkan agama kita.
hehehe, sambil tersenyum dan berjalan mengikuti ibu. abis mandi adit sholat, oke ibuku. sambil mencium beliau aku langsung mengarah ke lantai dua
ya udah jangan lupa ya sholat
aku cuma bisa tersenyum, pencarian kebahagiaan ini memang belumlah lengkap, aku punya ibu yang baik, itu bahagia memang, tapi aku belum bisa memberi kebahagiaan buat ibu, dia hanya igin aku menjadi orang yang taat kepada agama, dan aku belum bisa itu.
kubuka pintu kamar, dan mencoba sedikit merenggangkan otot, aku lari kecil ke tempat tidur, alhasil aku tertidur