saat hidup adalah pilihan?
pasti kita pernah mengalami semua pilihan-pilihan yang terbaik dalam hidup kita masing-masing, contohnya saya dari kecil saya diharuskan memilih sesuatu yang mungkin kedua-duanya adalah pilihan yang terbaik,
memilih mainan monopoli atau gamewatch?
waktu itu saya memilih gamewatch, tetapi bapak memberikan monopoli seminggu kemudian.
memilih sunat atau tidak sunat?
jelas saya milih sunat untuk alasan kesehatan, meskipun saya harus meraung-raung menangis saat jarum suntik menempel di pantat saya
memilih smp favorit atau smp terdekat?
pilihan yang susah waktu itu, disaat saya pengen tampil keren di depan teman2 sekampung saya harus milih sekolah favorit, toh NEM saya waktu itu tinggi, tapi gengsi itu diredam dengan jauhnya sekolah itu dari rumah saya, mengingat saya juga belum bisa mengendarai sepeda waktu itu, alhasil saya terpaksa memilih sekolah terdekat, namun 2 minggu kemudian saya bisa mengendarai sepeda berkat kerja keras masuk got dan lainnya, pilihan yang menarik menurut saya.
kembali memilih sekolah, antara SMU atau STM?
inilah titik awal dari semua kehidupan yang saya lalui sekarang, kadang saya memikirkan "andai saja saya masuk SMU pasti saya engga bakal bisa kerja di perusahaan ini", untungnya Allah memberikan petunjuk yang benar menurut hemat saya, STMlah jawabannya, dengan satu syarat saya harus bisa bekerja seselesainya sekolah, toh buat apa belajar teknis kalau tidak dimanfaatkan langsung, kalau selanjutnya harus kuliah, kenapa orang tua saya berhambur uang banyak dari sekolah saya di STM, but it's life, pilihan lagi.
memilih berhenti menjadi tenaga magang atau terus menjadi tenaga kontrak?
tidak ada keraguan saat saya memilih langkah ini, walau saya harus menjadi tenaga kontrak, tapi saya bisa membiayai hidup saya sendiri bahkan hidup keluarga saya, walau cuma beberapa persen saja, dan ini juga yang menjadi pertimbangan saya dalam hidup.
memilih menjadi tenaga kontrak dengan tetap berdomisili di jakarta atau pegawai tetap tapi harus ke Papua?
hidup ini sulit, tapi sesulit apapun Allah telah membuat pilihan untuk kita pilih sesuai hati, dan dalam memilih pilihan ini saya benar2 bimbang, saya takut akan sesuatu yang seharusnya tidak saya takutkan, alhasil dengan Bismillah saya memilih pilihan kedua, sampaai saat ini saya belum menyesal akan pilihan yang saya pilih itu.
memilih menjadi kanan atau menjadi kiri?
ini pilihan yang sangat sulit, saya tidak munafik, ada benih2 "kiri" dalam diri saya, saya akui itu, namun terkadang sisi "kanan" muncul hampir setara mengalahkan "kiri", kebinguan akan identitas diri sering saya alami, kekacauan batin yang berujung dengan hidup yang porak poranda, dalam hal ini saya masih belum bisa memutuskan pilihan itu, mungkin saat ini saya masih netral.
dan apa pilihan hidup anda?
jawabannya ada pada diri anda?
selamat memilih kehidupan
selamat memilih misteri di tahun baru ini
dari saya
selamat tahun baru 2006
tahun penuh misteri