.:.cintaku di ujung jalan.:. inspired from Agnes Monica
sudah 6 tahun berlalu dari masa dimana pertama kali saya mengenal seseorang wanita cantik dan menarik, saat itu -walaupun saya sudah punya seseorang, saya sangat ingin sekali membuat dia menjadi pendamping saya seumur hidup saya, karena saya yakin banget bahwa dia adalah pasangan yang tepat dalam mengarungi kehidupan ini, saya memutuskan untuk pisah dengan seseorang itu, demi mengejar wanita cantik dan menarik tersebut, keputusan yang sangat berani, dimana saya sudah mendapatkan apa yang saya inginkan, tapi saya mengejar apa yang saya harapkan.
Perjalanan untuk mendapatkan hati wanita tersebut tidaklah mudah 1 tahun dari pertama kali mengenal dia banyak hal yang terjadi, prestasi menurun dan kebanyakan bengong gak jelas, tapi saya masih yakin dia akan menjadi pendamping saya
Kelulusan STM tiba, saatnya saya bergerak, tapi disaat bergerak seorang sahabat terbaik saya menghalangi jalan itu, saya mundur teratur dengan kekecewaan berat, kenapa harus sahabat saya yang jadi penghalang. Dan saya masih yakin dia adalah pendamping saya kelak.
Lepas STM, 2003, 3 tahun lalu saya mencoba mencari keberadaan dimana wanita itu berada sekarang, ya dia ada di Madiun, saya coba SMS dan telfon dia, tentunya ini keberanian yang luar biasa dan hasilnya [b]maaf anda belum beruntung[/b], kata-kata yang paling masuk ke dalam diri saya adalah [i]"saya sayang kamu, sayang sebagai teman, tolong jangan biarkan rasa sayang itu berubah menjadi cinta, karena saya sayang kamu sebagai sahabat terbaik"[/i]. Tetapi, saya tetap yakin dia adalah pendamping saya kelak.
2005 akhir, saya mencoba meyakinkan dia bahwa saya layak, kembalilah komunikasi terjadi, dan jawabannya sama seperti 2 tahun lalu, sekali lagi, saya masih yakin dia adalah pendamping saya.
Lebaran 2006, saya mendapat berita -yang mungkin bagi saya buruk, dia sudah menjalin dengan pria dan akan segera menikah, diam, tertegun, kecewa, dan meringis kesakitan dalam hati.
Saat ini keyakinan saya berkurang sedikit demi sedikit, tetapi masih ada pengharapan walau hanya sebutir pasir