Untuk Adikku
Suatu hari...dua orang anak kecil berumur 7 tahun sedang ngobrol
gambaran #1 : (tahun 2000 kebawah .red)
anto : "eeeh tadi ya si budi maen curang deh sebel aku" (dengan muka masam dan tetep lugu)
didi : "iya tuh budi, entar gak usah maen lagi ama dia ya, nakal banget deh" (provokator yang baik)
anto : "iya..yuk maen lagi..."
gambaran #2 : (tahun 2000 keatas .red)
anto : "men, maren bokap gue beli komputer pentium intel inside (dengan bahsa inggris sekenanya .red) harganya 1,5 juta men, murah ya"
didi : "weyy murah tuh...bokap loe beli dimana"
anto : "mangga dua, eh ya nomer henponnye si budi berapa, mo sms niih"
didi : "08XXXXXX.."
sebagian besar kita-kita semua ada pada gambaran #1 dimana, kita masih bisa bermain dengan enak, menyatu dengan alam, bersenda gurau, walau ada sedikit pertengkaran, tapi hanya pertengkaran kecil, coba kita bedakan dengan gambaran #2, anak-anak sudah terkontaminasi jaman globalisasi, memang tidaklah salah, namun saya pribadi merasa bahwa anak-anak indonesia sekarang mempunyai beban yang lebih berat daripada orang tua, sebagai contoh lihatnya di seintron-sinetron kita, eksploitasi anak, perdebatan anak, anak tiri, anak nakal, anak baik yang dibuat sedemikian rupa menjadi "aneh", anak-anak sudah dilibatkan dalam konflik orang dewasa, perceraian, ibu tiri, harta warisan yang berujung teror dan pembunuhan, kadang saya mikir, susah ya jadi anak jaman sekarang, masalahnya banyak, saya jadi teringat saat saya berumur 7 tahun, saya masih bermain kelereng bersama teman-teman sebaya, saya kalah dan nangis, lalu diejekin teman-teman saya dengan sebutan "maeng", jujur sampai sekarang saya tidak tahu apa arti maeng itu, apakah ekual dengan cengeng atau yang lainnya
Kembali pada anak-anak, saya sebagai orang dewasa sekarang merasa prihatin melihat anak-anak masih dibawah umur "dicekokin" dengan globalisasi salah kaprah dimana menganut asaz "one for all,all for one", dewasa, anak-anak sama saja sekarang, anak-anak sekarang menjadi komoditas hiburan yang dirasa sangat menggelikan bagi saya pribadi, seolah-olah orang tuanya tidak memberikan pendidikan moral dari kecil, apalagi agama, anak-anak sekarang disuruh memakai "topeng" dewasa yang bagi dia mungkin sebenarnya tidak nyaman, yah apa mau dikata, beginilah Indonesia kita tercinta penuh dengan kontroversi.
Mungkin bagi adik-adikku tercinta, kenalilah agama kalian dan pahamilah agar kalian menjadi anak-anak yang bisa berguna bagi agama dan tentunya bangsa, jangan pikirkan masalah-masalah yang belum bisa kalian pikirkan, kalian masih harus bermain, bergembira diluar rumah, menyanyi dan menari bersama alam, hidupkanlah kembali hati anak-anak kalian, semoga kalian bisa melakukan semua ini tanpa paksaan...
Untuk adik-adikku tersayang dan tercinta
SELAMAT HARI ANAK NASIONAL - 23 JUNI 2005
dari kakakmu yang merindukan kelucuan dan keluguan kalian tanpa masalah!
djay menulis saat 6/19/2005 04:06:00 AM